Senin, 05 Maret 2012

tentang diriku

Nama lengkapku adalah KhoplifahNur Maulidina,keluarga dan teman-temanku biasanya memanggilku dengan sebutan Ifah.Aku lahir di sidoarjo,28 Juli 1996,jadi umurku 15 tahun sekarang.Aku tinggal di Jln.Dr.Sutomo No.15 Bangil,Pasuruan.Aku bersekolah di SMPN I Bangil dan sedang menduduki bangku kelas 3 SMP.


Aku anak pertama dari 3 bersaudara jumlah keluargaku ada 5 orang,yang terdiri atas,seorang ayah,seorang ibu,aku,seorang adik laki-laki,seorang adik perempuan.Adik laki-lakiku berusia 12 tahun dan bersekolah di SDN Dermo I Bangil.



 

Kamis, 01 Maret 2012

Daftar gunung berapi di Indonesia

Daftar gunung berapi di Indonesia

Peta sebaran gunung berapi di Indonesia :

Nama dan Lokasi 19 Gunung Berapi di Indonesia yang Kini dalam Status Waspada

Inilah Nama dan Lokasi 19 Gunung Berapi di Indonesia yang Kini dalam Status Waspada menyusul meletusnya Gunung Merapi. Keterangan mengenai 19 gunung berapi aktif ini dirilis oleh Pusat Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ESDM yang mencatat hingga hari ini  19 gunung api di Indonesia berstatus waspada, 2 siaga dan 1 awas. Semua gunung tersebut adalah gunung api tipe A dari 68 gunung yang diamati.
Nama 19 Gunung Berapi di Indonesia yang Dalam Status Waspada
  1. Gunung Seulawah (Aceh)
  2. Gunung Sinabung (Karo, Sumut)
  3. Gunung Talang (Solok, Sumbar)
  4. Gunung Kaba (Bengkulu)
  5. Gunung Kerinci (Jambi)
  6. Gunung Anak Krakatau (Lampung)
  7. Gunung Papandayan (Garut, Jabar)
  8. Gunung Slamet (Jateng)
  9. Gunung Bromo (Jatim)
  10. Gunung Semeru (Lumajang, Jatim)
  11. Gunung Batur (Bali)
  12. Gunung Rinjani (Lombok, NTB)
  13. Gunung Sangeang Api (Bima, NTB)
  14. Gunung Rokatenda (Flores, NTT)
  15. Gunung Egon (Sikka, NTT)
  16. Gunung Soputan (Minahasa Selatan, Sulut)
  17. Gunung Lokon (Tomohon, Sulut)
  18. Gunung Gamalama (Ternate, Maluku Utara)
  19. Gunung Dukono (Halmahera Utara, Maluku Utara)
Sedangkan 2 Gunung yang berstatus siaga adalah:
  1. Gunung Karangetang (Sulut)
  2. Gunung Ibu (Halmahera Barat, Maluku Utara)

8 Gunung Berapi Indonesia yang Terkenal Karena Letusannya

8 Gunung Berapi Indonesia yang Terkenal Karena Letusannya 

Indonesia memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif hingga saat ini. Beberapa diantaranya pernah mencatatkan rekor letusan fantastis yang membuat dunia ikut merasakan dampaknya. Besarnya letusan sebuah gunung berapi dapat dihitung menggunakan pengukuran VEI.

http://img98.imageshack.us/img98/3936/krakataujh9.jpg

Volcanic Explosivity Index (VEI), dikemukakan oleh Chris Newhall dari U.S. Geological Survey dan Steve Self dari Universitas Hawaii tahun 1982 untuk menyediakan pengukuran relatif dari besarnya letusan gunung berapi.
haxims.blogspot.com

Berikut ini adalah beberapa gunung berapi di Indonesia yang pernah tercatat memiliki letusan yang dahsyat diukur menggunakan VEI.

1. Gunung Kelud (VEI=4)

Sejak abad ke-15, Gunung Kelud telah memakan korban lebih dari 15.000 jiwa. Letusan gunung ini pada tahun 1586 merenggut korban lebih dari 10.000 jiwa. Sebuah sistem untuk mengalihkan aliran lahar telah dibuat secara ekstensif pada tahun 1926 dan masih berfungsi hingga kini setelah letusan pada tahun 1919 memakan korban hingga ribuan jiwa akibat banjir lahar dingin menyapu pemukiman penduduk.
haxims.blogspot.com

Pada abad ke-20, Gunung Kelud tercatat meletus pada tahun 1901, 1919 (1 Mei), 1951, 1966, dan 1990. Tahun 2007 gunung ini kembali meningkat aktivitasnya. Pola ini membawa para ahli gunung api pada siklus 15 tahunan bagi letusan gunung ini.

2. Gunung Merapi (VEI=4)

Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
haxims.blogspot.com

Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930.

Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.

3. Gunung Galunggung (VEI=5)

Gunung Galunggung tercatat pernah meletus pada tahun 1882 (VEI=5). Tanda-tanda awal letusan diketahui pada bulan Juli 1822, di mana air Cikunir menjadi keruh dan berlumpur. Hasil pemeriksaan kawah menunjukkan bahwa air keruh tersebut panas dan kadang muncul kolom asap dari dalam kawah.

haxims.blogspot.com

Kemudian pada tanggal 8 Oktober s.d. 12 Oktober, letusan menghasilkan hujan pasir kemerahan yang sangat panas, abu halus, awan panas, serta lahar. Aliran lahar bergerak ke arah tenggara mengikuti aliran-aliran sungai. Letusan ini menewaskan 4.011 jiwa dan menghancurkan 114 desa, dengan kerusakan lahan ke arah timur dan selatan sejauh 40 km dari puncak gunung.

4. Gunung Agung (VEI=5)

Gunung Agung terakhir meletus pada 1963-64 dan masih aktif, dengan sebuah kawah besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan abu. Dari kejauhan, gunung ini tampak kerucut, meskipun didalamnya terdapat kawah besar.

Dari puncak gunung, adalah mungkin untuk melihat puncak Gunung Rinjani di pulau Lombok, meskipun kedua gunung sering tertutup awan.
haxims.blogspot.com

Pada tanggal 18 Februari 1963, penduduk setempat mendengar ledakan keras dan melihat awan naik dari kawah Gunung Agung. Pada tanggal 24 Februari lava mulai mengalir menuruni lereng utara gunung.

Pada tanggal 17 Maret, gunung berapi meletus, mengirimkan puing-puing 8-10 km ke udara dan menghasilkan aliran piroklastik yang besar. Arus ini banyak menghancurkan desa-desa, menewaskan sekitar 1500 orang. Sebuah letusan kedua pada 16 Mei menyebabkan aliran awan panas yang menewaskan 200 penduduk lain.

5. Krakatau (VEI=6)

Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Nama ini pernah disematkan pada satu puncak gunung berapi di sana (Gunung Krakatau) yang sirna karena letusannya sendiri pada tanggal 26-27 Agustus 1883.

Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia.

Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.
haxims.blogspot.com

Ledakan Krakatau ini sebenarnya masih kalah dibandingkan dengan letusan Gunung Toba dan Gunung Tambora di Indonesia, Gunung Tanpo di Selandia Baru dan Gunung Katmal di Alaska.

Namun gunung-gunung tersebut meletus jauh di masa populasi manusia masih sangat sedikit. Sementara ketika Gunung Krakatau meletus, populasi manusia sudah cukup padat, sains dan teknologi telah berkembang, telegraf sudah ditemukan, dan kabel bawah laut sudah dipasang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa saat itu teknologi informasi sedang tumbuh dan berkembang pesat.

Tercatat bahwa letusan Gunung Krakatau adalah bencana besar pertama di dunia setelah penemuan telegraf bawah laut. Kemajuan tersebut, sayangnya belum diimbangi dengan kemajuan di bidang geologi. Para ahli geologi saat itu bahkan belum mampu memberikan penjelasan mengenai letusan tersebut.

6. Maninjau (VEI=7)

haxims.blogspot.com
Kaldera Maninjau dibentuk oleh letusan gunung berapi diperkirakan terjadi sekitar 52.000 tahun yang lalu. Simpanan dari letusan telah ditemukan dalam distribusi radial sekitar Maninjau membentang hingga 50 km di sebelah timur, 75 km di tenggara, dan barat ke pantai ini. Memiliki volume 220-250 km ³ dan panjang 20 km dan lebar 8 km.


7. Gunung Tambora (VEI=7)

Aktivitas vulkanik gunung berapi ini mencapai puncaknya pada bulan April tahun 1815 ketika meletus dalam skala tujuh pada Volcanic Explosivity Index. Letusan tersebut menjadi letusan tebesar sejak letusan danau Taupo pada tahun 181.

Letusan gunung ini terdengar hingga pulau Sumatra (lebih dari 2.000 km). Abu vulkanik jatuh di Kalimantan, Sulawesi, Jawa dan Maluku. Letusan gunung ini menyebabkan kematian hingga tidak kurang dari 71.000 orang dengan 11.000 - 12.000 di antaranya terbunuh secara langsung akibat dari letusan tersebut.

Bahkan beberapa peneliti memperkirakan sampai 92.000 orang terbunuh, tetapi angka ini diragukan karena berdasarkan atas perkiraan yang terlalu tinggi. Lebih dari itu, letusan gunung ini menyebabkan perubahan iklim dunia.

Satu tahun berikutnya (1816) sering disebut sebagai Tahun tanpa musim panas karena perubahan drastis dari cuaca Amerika Utara dan Eropa karena debu yang dihasilkan dari letusan Tambora ini. Akibat perubahan iklim yang drastis ini banyak panen yang gagal dan kematian ternak di Belahan Utara yang menyebabkan terjadinya kelaparan terburuk pada abad ke-19.
haxims.blogspot.com

Selama penggalian arkeologi tahun 2004, tim arkeolog menemukan sisa kebudayaan yang terkubur oleh letusan tahun 1815 di kedalaman 3 meter pada endapan piroklastik. Artifak-artifak tersebut ditemukan pada posisi yang sama ketika terjadi letusan di tahun 1815. Karena ciri-ciri yang serupa inilah, temuan tersebut sering disebut sebagai Pompeii dari timur.

8. Toba Supervolcano (VEI=8)

Merupakan letusan gunung berapi yang paling dahsyat yang pernah diketahui di planet Bumi ini. Dan hampir memusnahkan generasi umat manusia di planet Bumi.
73.000 tahun yang lalu letusan dari supervolcano di Indonesia hampir memusnahkan seluruh umat manusia. Hanya sedikit yang selamat. Dan setelah Tsunami Gunung Berapi Di Indonesia menjadi Aktif sekali lagi dan mengancam umat manusia.
File:Tobaeruption.png

Letusan ini tidak bisa dibandingkan dengan apapun yang telah dialami di bumi sejak masa dimana manusia bisa berjalan tegak. Dibandingkan dengan SuperVolcano Toba, bahkan krakatau yang menyebabkan sepuluh ribu korban jiwa pada 1883 hanyalah sebuah sendawa kecil.

Padahal krakatau memiliki daya ledak setara dengan 150 megaton TNT. Sebagai perbandingan: ledakan Bom Nuklir hiroshima hanya memiliki daya ledak 0,015 megaton, dan secara lisan maka daya musnahnya 10.000 kali lebih lemah dibanding krakatau.

Seperti yang telah diketahui oleh para ilmuwan, toba hampir memusnahkan umat manusia 73.00 tahun yang lalu. Saat itu manusia neanderthal menghuni bumi kita bersamaan dengan homo sapiens di eropa, serta homo erectus dan homo floresiensis di asia.

Saat itu sangat dingin di eropa, Zaman es terakhir ini berjalan lancar dimana kijang, kuda liar dan rusa raksasa diburu. Selain makanan herbivora, mammoth dan badak berbulu juga seringkali menjadi menu makanan manusia.

Toba, dengan diameter 90 kilometer di pulau yang sekarang dikenal dengan nama Sumatera, meletus dengan sangat dahsyat. Bersamaan dengan gelombang besar tsunami, ada 2.800 kilometer kubik abu yang dikeluarkan, yang menyebar ke seluruh atmosfir bumi kita. Yang mungkin telah mengurangi jumlah populasi manusia menjadi hanya sekitar 5000 sampai 10.000 manusia saja.

Sebenarnya manusia jaman sekarang berasal dari beberapa ribu manusia yang selamat dari letusan super volcano Toba 73.000 tahun yang lalu. Oleh karena itu Gunung berapi di Indonesia bertanggung jawab atas hampir musnahnya umat manusia.

Dan Dari 60 hingga 70 gunung berapi yang dapat ditemuai di area tersebut (Indonesia) sekarang, beberapa diantaranya menjadi aktif kembali dalam beberapa bulan maupun beberapa minggu setelah gempa di dasar laut pada bulan Desember 2004.

Walaupun Toba sampai saat ini masih tertidur jauh dan aman dibawah sebuah laut besar yang menyandang nama sama di Sumatera Utara, banyak orang yang takut apabila suatu saat Gunung Berapi aktif di Talang yang berada 300 kilometer di selatan Toba meletus, bisa membangunkan Raksasa yang tertidur.

Vulkanologis Prof. Ray Cas mengatakan 'Hal itu mungkin saja terjadi, tapi bila Toba siap untuk meletus dan kejadian diatas bukanlah satu-satunya indikasi akan kejadian tersebut."

Sang ahli tersebut berpikir bahwa mungkin saja suatu hari nanti letusan besar lain akan terjadi tapi hal itu baru akan mungkin terjadi sekitar 10.000 atau bahkan 100.000 tahun lagi. Tetapi biar bagaimana pun tidak semua hal dapat diprediksi.
 

terbentuknya gunung berapi

Di Indonesia khususnya di Jawa dan Sumatra, terbentuknya gunung berapi sebagai akibat tumbukan kerak Samudera Hindia dengan kerak Benua Asia. Di Sumatera penunjaman lebih kuat dan dalam sehingga bagian puncak gunung muncul di permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias dan Mentawai. 

Saat ini di perkirakan terdapat 600 gunung berapi masih aktif di seluruh dunia. Akan tetapi, masih terdapat ribuan gunung yang tidur. Akan tetapi gunung-gunung itu sewaktu-waktu dapat muncul menampakkan kegiatan vulkanis di permukaan. Indonesia sendiri memiliki 129 buah gunung berapi aktif atau sekitar 13% dari jumlah gunung berapi aktif di dunia. Seluruh gunung berapi tersebut berada dalam jalur tektonik yang memanjang mulai dari Pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Kepulauan Banda, Halmahera, dan Kepulauan Sangir Talaud. Berkumpulnya gunung berapi di Nusantara karena Indonesia tepat berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik raksasa yakni lempeng Pasifik, Australia, dan Eurasia. Wilayah sepenjang garis pertemuan ini dikenal dengan sebutan busur Cincin Api Pasifik atau Pacific Ring of Fire. Persebaran gunung berapi di Indonesia dapat dilihat dalam peta persebaran gunung berapi di bawah ini.


Gunung berapi di sekitar Pulau jawa atau bagian selatan Indonesia terbentuk akibat pertemuan atau tumbukan lempeng Australia dan Eurasia. Adapun gunung berapi di sebelah utara Pulau Jawa terbentuk akibat tumbukan lempeng Pasifik dan Eurasia. Lempeng raksasa ini terus bergerak sepanjang waktu. Setiap tarikan atau tumbukan lempeng berpengaruh terhadap aktivitas vulkanik gunung di sepanjang garis lempeng ini. Seringkali gempa tektonik akibat pergeseran lempeng menimbulkan pula gempa vulkanik dalam perut gunung.
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa gesekan antara batuan yang disertai panas tinggi dapat memicu peningkatan energi cairan dalam perut gunung yang berbentuk gas, magma atau uap. Peningkatan energi akibat pergerakan lempeng inilah yang disebut akitifnya gunung berapi.
Sepanjang pergerakan lempeng terus terjadi maka sepanjang itu pula ke 129 gunung berapi di Indonesia yang terpancang di atasnya akan terus menggliat aktivitasnya dan kelak tentu meletus. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa turun-naik tingkat aktivitas suatu gunung akan seiring dengan efek pergerakan lempeng di bawahnya. Oleh karena itu secara tiba-tiba status gunung bisa berubah-ubah, yaitu meningkat menjadi waspada atau malah menurun menjadi aktif normal.
Selain dua gunung yang bersetatus Siaga, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Alam Geologi menetapkan 11 gunung bersetatus waspada. Sebelumnya terdapat 12 gunung berstatus waspada. Akan tetapi gunung Papandayan di Jawa Barat berangsur-angsur turun aktivitasnya sehingga diubah statusnya menjadi aktif normal.

Gunung Berapi Aktif Di Indonesia

Inilah 83 Gunung Berapi Aktif Di Indonesia, Dari Sabang Sampai Merauke

Dari Sabang sampai Merauke?.  Tentu saja ini cuma kiasan semata untuk menggambarkan bahwa ternyata Indonesia di kelilingi oleh puluhan Gunung Berapi yang masih aktif dan sewaktu-waktu dapat meletus.

Sinabung, 29 Agustus 2010
Anak Krakatau
Kelud
Rinjani
Merapi
Rupanya hidup di Indonesia penuh dengan ‘bahaya’ karena dikelilingi oleh tidak kurang dari 83 gunung api aktif yang sambung menyambung di seantero negeri ini.  Namun ini juga bisa juga berarti merupakan kekayaan alam yang dimiliki Indonesia, sebab tidak semua negara memilikinya.

Daftar nama gunung berapi yang aktif di Indonesia

Berikut daftar nama gunung berapi yang aktif di Indonesia :


1. Gunung Sinabung (Karo, Sumut)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
2. Gunung Merapi di Sleman, Yogyakarta.
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
3. Gunung Kaba (Bengkulu)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
4. Gunung Kerinci (Jambi)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
5. Gunung Anak Krakatau (Lampung)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
6. Gunung Papandayan (Garut, Jabar)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
7. Gunung Slamet (Jateng)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
8. Gunung Bromo (Jatim)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
9. Gunung Semeru (Lumajang, Jatim)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
10. Gunung Batur ( Bali )


11. Gunung Rinjani (Lombok, NTB)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
12. Gunung Sangeang Api (Bima, NTB)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
13. Gunung Rokatenda (Flores, NTT)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
14. Gunung Egon (Sikka, NTT)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
15. Gunung Soputan (Minahasa Selatan, Sulut)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
16. Gunung Lokon (Tomohon, Sulut)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
17. Gunung Gamalama (Ternate, Maluku Utara)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
18. Gunung Dukono (Halmahera Utara, Maluku Utara)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
19. Gunung Karangetang (Sulut)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
20. Gunung Ibu (Halmahera Barat, Maluku Utara)
Daftar Gunung Berapi Yang Aktif Di Indonesia
21. Gunung Talang (Solok, Sumbar)

Jenis gunung berapi berdasarkan bentuknya

Jenis gunung berapi berdasarkan bentuknya

Stratovolcano
Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.
Perisai
Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
Cinder Cone
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
Kaldera
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.

Klasifikasi gunung berapi di Indonesia

Kalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung berapi ke dalam tiga tipe berdasarkan catatan sejarah letusan/erupsinya.
  • Gunung api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
  • Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan solfatara.
  • Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.

Gunung berapi atau gunung api

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:

  • Aliran lava.
  • Letusan gunung berapi.
  • Aliran lumpur.
  • Abu.
  • Kebakaran hutan.
  • Gas beracun.
  • Gelombang tsunami.
  • Gempa bumi.
Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
Status Makna Tindakan
AWAS
  • Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana
  • Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
  • Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
  • Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
  • Koordinasi dilakukan secara harian
  • Piket penuh
SIAGA
  • Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana
  • Peningkatan intensif kegiatan seismik
  • Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
  • Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
  • Sosialisasi di wilayah terancam
  • Penyiapan sarana darurat
  • Koordinasi harian
  • Piket penuh
WASPADA
  • Ada aktivitas apa pun bentuknya
  • Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
  • Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
  • Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
  • Penyuluhan/sosialisasi
  • Penilaian bahaya
  • Pengecekan sarana
  • Pelaksanaan piket terbatas
NORMAL
  • Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
  • Level aktivitas dasar
  • Pengamatan rutin
  • Survei dan penyelidikan