Kamis, 01 Maret 2012

terbentuknya gunung berapi

Di Indonesia khususnya di Jawa dan Sumatra, terbentuknya gunung berapi sebagai akibat tumbukan kerak Samudera Hindia dengan kerak Benua Asia. Di Sumatera penunjaman lebih kuat dan dalam sehingga bagian puncak gunung muncul di permukaan membentuk pulau-pulau, seperti Nias dan Mentawai. 

Saat ini di perkirakan terdapat 600 gunung berapi masih aktif di seluruh dunia. Akan tetapi, masih terdapat ribuan gunung yang tidur. Akan tetapi gunung-gunung itu sewaktu-waktu dapat muncul menampakkan kegiatan vulkanis di permukaan. Indonesia sendiri memiliki 129 buah gunung berapi aktif atau sekitar 13% dari jumlah gunung berapi aktif di dunia. Seluruh gunung berapi tersebut berada dalam jalur tektonik yang memanjang mulai dari Pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Kepulauan Banda, Halmahera, dan Kepulauan Sangir Talaud. Berkumpulnya gunung berapi di Nusantara karena Indonesia tepat berada pada pertemuan tiga lempeng tektonik raksasa yakni lempeng Pasifik, Australia, dan Eurasia. Wilayah sepenjang garis pertemuan ini dikenal dengan sebutan busur Cincin Api Pasifik atau Pacific Ring of Fire. Persebaran gunung berapi di Indonesia dapat dilihat dalam peta persebaran gunung berapi di bawah ini.


Gunung berapi di sekitar Pulau jawa atau bagian selatan Indonesia terbentuk akibat pertemuan atau tumbukan lempeng Australia dan Eurasia. Adapun gunung berapi di sebelah utara Pulau Jawa terbentuk akibat tumbukan lempeng Pasifik dan Eurasia. Lempeng raksasa ini terus bergerak sepanjang waktu. Setiap tarikan atau tumbukan lempeng berpengaruh terhadap aktivitas vulkanik gunung di sepanjang garis lempeng ini. Seringkali gempa tektonik akibat pergeseran lempeng menimbulkan pula gempa vulkanik dalam perut gunung.
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa gesekan antara batuan yang disertai panas tinggi dapat memicu peningkatan energi cairan dalam perut gunung yang berbentuk gas, magma atau uap. Peningkatan energi akibat pergerakan lempeng inilah yang disebut akitifnya gunung berapi.
Sepanjang pergerakan lempeng terus terjadi maka sepanjang itu pula ke 129 gunung berapi di Indonesia yang terpancang di atasnya akan terus menggliat aktivitasnya dan kelak tentu meletus. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa turun-naik tingkat aktivitas suatu gunung akan seiring dengan efek pergerakan lempeng di bawahnya. Oleh karena itu secara tiba-tiba status gunung bisa berubah-ubah, yaitu meningkat menjadi waspada atau malah menurun menjadi aktif normal.
Selain dua gunung yang bersetatus Siaga, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Alam Geologi menetapkan 11 gunung bersetatus waspada. Sebelumnya terdapat 12 gunung berstatus waspada. Akan tetapi gunung Papandayan di Jawa Barat berangsur-angsur turun aktivitasnya sehingga diubah statusnya menjadi aktif normal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar